Senin, 19 April 2010

Graffiti? Menggunakan Pilox Sebagai Alat Propaganda


Dua orang pemuda tidak jelas  memakai balaclava dan di tangannya tergenggam pilox sebagai “senjata aksi”. Keduanya terlihat asyik mencorat-coret tembok yang awalnya putih bersih. Sesekali mereka melihat ke kanan-kiri untuk memastikan tidak ada seorangpun yang melihat mereka “beraksi”. 

Apa yang dilakukan mereka?
Banyak orang mengatakan yang dilakukan orang-orang tadi adalah bombing. Kesannya seperti menjatuhkan bom ke sebuah tempat layaknya anjing keparat Israel yang menghujani Gaza saat ini dengan bom-bom pengecut mereka. Tapi tentu bukan ini yang dimaksud. Namun bisa jadi juga itu  yang mereka inginkan karena keterbatasan mereka. Segala kemungkinan & keinginan bisa saja terjadi tergantung motif dibelakangnya.
Kembali ke masalah bombing tadi, coretan atau gambar yang mereka tuangkan lebih dikenal dengan sebutan Street Art atau lebih ngetrend lagi disebut graffiti. Grafitti sendiri berasal dari bahasa Itali yaitu “graffito” atau “graphein” (Yunani) yang berarti menulis. Populer dengan sebutan graffiti. Dia adalah kegiatan yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk dan volume untuk menuliskan kalimat tertentu di atas dinding. Alat yang digunakan biasanya cat semprot kaleng. Tidak ada yang mengetahui secara jelas kapan seni yang satu ini mulai populer di dunia. Beberapa bukti menunjukan bahwa graffiti sudah ada pada masa pemerintahan kerajaan Roma. Disinyalir kebudayaan Mesir Kuno pun sudah mengenal ini. Dapat dilihat dari lukisan-lukisan di dinding Piramid yang mengkomunikasikan sebuah bahasa tertentu. Bahakan di Indonesia sekali pun, graffiti sudah begitu dikenal apalagi ketika jaman revolusi. Jargon Merdeka Atoe Mati begitu sering kita lihat dalam buku-buku sejarah. Betul kan?
Graffiti pun mulai mengalami perubahan dari masa ke masa dan akhirnya sekarang lebih kita kenal dengan modern graffiti. Pada perkembangannya tersebut, graffiti  awal 70-an di Amerika dan Eropa menjadi sebuah jati diri kelompok yang menjamur di daerah-daerah urban. Namun karena citranya yang kurang bagus, graffiti telanjur menjadi momok bagi keamanan kota. Alasannya adalah karena dianggap memprovokasi perang antar kelompok atau gang. Selain dilakukan di tembok kosong, graffiti pun sering dibuat di dinding kereta api bawah tanah.
Oleh karena itu, di beberapa negara grafitti menjadi sebuah hal yang tabu bahkan kriminal, di Indonesia sendiri belum jelas pasal-pasal mengenai hal yang satu ini. Jika para bomber (sebutan untuk para pembuat grafitti) tertangkap tangan, mereka hanya harus menghapus hasil kerja mereka tersebut.
Berbeda dengan Amerika Serikat, setiap negara bagian memiliki peraturan sendiri untuk masalah ini. San Diego, California, New York telah memiliki undang-undang yang menetapkan bahwa graffiti adalah kegiatan ilegal. Di Philadelphia tahun 1984 dibentuk Philadephia Anti-Graffiti Network (PAGN). Program ini menyediakan tempat yang sangat layak, namun jika para bomber tersebut membuat graffiti di luar wilayah tersebut, maka hukuman yang berat pun harus siap mereka terima.
Umumnya graffiti dijadikan sarana para bomber untuk menyuarakan jiwa sosial mereka. Adanya kelas-kelas sosial yang terpisah terlalu jauh menimbulkan kesulitan bagi masyarakat golongan tertentu untuk mengekspresikan kegiatan seninya. Akibatnya beberapa individu menggunakan sarana yang hampir tersedia di seluruh kota, yaitu dinding. Pendidikan kesenian yang kurang menyebabkan objek yang sering muncul di graffiti berupa tulisan-tulisan atau sandi yang hanya dipahami golongan tertentu. Biasanya karya ini menunjukkan ketidakpuasan terhadap keadaan sosial yang mereka alami.
Kegiatan graffiti sebagai sarana menunjukkan ketidakpuasan baru dimulai pada zaman Romawi dengan bukti adanya lukisan sindiran terhadap pemerintahan di dinding-dinding bangunan. Lukisan ini ditemukan di reruntuhan kota Pompeii. Sementara di Roma sendiri dipakai sebagai alat propaganda untuk mendiskreditkan pemeluk Kristen yang pada zaman itu dilarang kaisar. Di zaman modern, graffiti lebih sering bersifat provokatif. Misalnya terlihat pada perang Palestina-Israel. Juga berfungsi sebagai luapan emosi dari ketertindasan, ketidakadilan sosial, dan sebagainya.
Namun meskipun graffiti pada umumnya bersifat merusak dan menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan kebersihan kota, namun graffiti tetap merupakan ekspresi yang harus dihargai. Sebab ia adalah merupakan perwujudan bentuk ekspresi atas kondisi yang ada. Mereka peduli dan sangat konsren atas sesuatu isu dan mencoba mempropagandakan agar apa yang terjadi bisa dirasakan orang lain juga.
Aliran atau gaya dalam graffiti cukup banyak. Namun pada umumnnya grafitti terbagi atas 3 hal; Radikal & Politis, Dekoratif, serta  Melawan hukum. Isu-isu inilah yang selalu ditampilkan dari para bomber. Tiap bomber memiliki kecenderungan masing-masing atas pilihannya. Beberapa memilih graffiti-graffiti bertema sekedar dekoratif semata. Namun beberapa yang lain memilih tema-tema Against The Law seperti Cops Kill People With Guns, We Kill Cops With This!. Sedangkan yang lainnya memilih untuk melakukan bombing atas isu-isu sosial, politis seperti Free Palestine, Hancurkan Kapitalis & Sosialis, Save Palestine With Jihad, Jihad! Angkat Senjatamu Mujahidin! Hey Muslim Palestine Calls You, dll. Ini mereka lakukan sebagai bentuk kritik & kekecewaan mereka atas keadaan yang terjadi. Dan sangat mungkin karena ketidakmampuan mereka untuk memberikan bantuan yang sepantasnya. Lalu daripada tidak membantu sama sekali mereka mendorong orang agar mamu untuk memberikan konstribusi nyata bagi apa yang mereka propagandakan dalam graffiti-nya.
Bagi yang merasakan situasi sekarang ini, tentu semua paham akan kondisi yang terjadi. Terlebih bagi mereka yang merasa peduli akan sebuah kata yang namanya perubahan. Mungkin salah satu dari pilihan model graffiti ini bisa dijadikan sebagai alat propaganda. Karena graffiti telah dikenal cukup ampuh untuk mencela pemerintahan, membungkam para hipokrit dan mempropagandakan opini agar orang-orang mau berubah. So, pilihan ada di anda semua. Be a Bomber? Atau lebih dari itu? Menjadi seorang Jihady Bomber??? Semoga!
Sewun, IKT AK 

Minggu, 11 April 2010

ZIONISME juga menyerang generasi muda Islam melalui musik Underground

“selain itu, kita juga menggunakan seni untuk mengarahkan masyarakat dan individu – individu dengan teori – teori dan pernyataan yang dimanipulasi secara licik, dengan peraturan – peraturan kehidupan secara umum dan bentuk lainnya yang tidak lazim, yang semuanya tidak dipahami oleh masyarakat goyyim…” Petikan Bab 5 ayat ke 4 dari ke24 Protokol Zionisme.

Sungguh, belum selesai masalah umat islam yang lainnya, zionisme juga sudah menyiapkan senjata baru untuk mempersiapkan penghancuran umat islam melalui seni. Dan dunia underground ternyata cukup efektif menjadi wadah penghancuran generasi muda islam di Indonesia.

Lalu apa tujuannya? Jika setiap elemen di Indonesia sudah tersusupi pemikiran Zionisme maka sungguh yang terjadi adalah perpecahan umat islam. Mulai dari isu liberalism, Ahmadiyah serta aliran sesat lainnya. Kaderisasi zionisme paling manjur di Indonesia salah satunya adalah merusak generasi muda islam.

Kenapa generasi muda? Karena jika anda ingin menghancurkan sebuah Negara dan perdaban maka hancurkan dulu generasi mudanya karena ditangan merekalah kepemimpinan akan beralih di masa depan.

Begitulah fakta lapangan membuat kami tersadarkan betapa zionisme sudah sangat menyusup kepemikiran generasi muda Indonesia. Melalui kultur underground kita dapat melihat ada begitu banyak generasi muda islam makin terjauhkan dari pemahaman mereka tentang islam bahkan cenderung mengkritisi.

Musik Underground. Mendengar kalimat ini tentunya membuat banyak orang jadi mengidentikannya dengan dunia musik hingar bingar yang asing untuk telinga awam. Mulai dentuman distorsi yang ingin memecahkan telinga hingga pemikiran – pemikiran idealis para penghuni jagad raya dunia musik anti kemapanan ini.

Di Indonesia sendiri musik underground bukanlah barang baru. Music punk, Skinhead, Metal dengan berbagai macam alirannya dari Grindcore hingga Brutal death bahkan Hiphop dan Pop kultur sendiri sudah mewabah seperti kacang goreng.

Di negeri mayoritas muslim ini, gaya hidup para musisi underground tidak sedikit yang memperlakukan idealis mereka tersebut lebih tinggi dari kenyakinan islamnya.

Lalu darimanakah musik underground ini bermula? Menjawab pertanyaan ini bukanlah hal yang mudah, karena underground sendiri adalah kontra kultur yang hadir sebagai perlawanan terhadap kebosanan hidup dan kemapanan yang hipokrit. Setidaknya begitulah kata mereka para penghuni jagad underground ini.

Underground lahir dari ragam yang berbeda dengan latar belakang berbeda. Namun pada akhirnya ada sesuatu yang menarik belakangan ini kami dapatkan dari penelitian kami. Coba anda perhatikan gambar salah satu poster acara musik underground ini :

Gambar tangan di poster ini bukan tidak bermakna. tapi ini adalah salah satu simbol penggambaran SATANIC (pengikut SETAN) yang menjadi salah satu ritual masyarakat Zionisme. Berikut buktinya :

Kode-kode tangan bertanduk yang sering digunakan anak muda pecinta musik ternyata secara tidak sadar sudah membawa banyak generasi islam kepada kesesatan dan bahkan ini sudah menjadi budaya yang mewabah hingga ke dunia musik komersial. Padahal tangan ini adalah simbol loyalitas bagi para pengikut agama Qabbalah yang menjadi kenyakinan zionisme dan bertuhankan SATAN. Hampir semua pengikut satanic pasti menggunakan cara ini untuk membuktikan siapa mereka.

Orang-orang besar dunia bahkan tidak sedikit yang sudah menjadi anggota dari jaringan SATANIC ini.

Simbol tangan setan ini adalah salah kode dari jaringan Zionisme yaitu ILLUMINATI dan kini mereka sudah banyak memprovokasi anak muda islam di Indonesia dengan musik-musik underground.


Seorang musisi legendaris underground menceritakan pada redaksi bahwasanya memang di Indonesia telah terjadi penyusupan zionisme melalui musik underground. Salah satu tokoh Yahudi yang di kirim ke Indonesia bernama Jeremia Walah yang memang mengemban misi merusak mental, jati diri dan perilaku anak muda indonesia dengan budaya barat (yahudi-zionis) melalui musik-musik anti kemapanan dan merusak pemikiran dengan ide-ide dari syair-syair musik tersebut.

Jadi jangan aneh, bukan hanya di Indonesia generasi islam di rusak oleh konspirasi penyusupan ini. Bahkan di negeri islam seperti Arab Saudi pun sudah banyak generasi islam tidak sadar telah mengkonsumsi budaya zionisme secara taklid tan terjebak pada sebuah kebodohan yang sangat parah. Contoh lihat saja gambar muslim dan muslimah diatas. Krisis identitas inilah yang sebenarnya menjadi cita-cita Zionis yahudi untuk menjalankan agenda mereka menguasai dunia.

"Untuk sementara, mungkin kita akan berhasil dihadapkan suatu koalisi seluruh goyyim di dunia. Tapi terhadap bahaya ini, kita di indungi oleh perpecahan yang ada di antara mereka..."Petikan Bab 5 ayat ke 5 dari ke24 Protokol Zionisme.

Pada akhirnya jika sudah seperti ini, berhasillah Zionisme mengadu domba umat islam yang lugu dan tidak tahu apa-apa dengan umat islam yang mengerti kebusukan Zionisme.

Lihatlah betapa generasi islam makin begitu mudah dibodohi dan larut dalam euforia budaya zionis dan secara tidak sadar telah mengikuti gaya hidup Zion.

Di negara negara Arab sendiri tidak sedikit banyak anak muda yang mengklaim islam namun tetap terbawa arus satanic.

Dalam hal ini, sungguh invasi seni islam harus diperluas dan dikordinir agar rapi.

"kejahatan yang terorganisir mampu mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir" inilah pesan Ali Bin Abu Thalib RA.

Karena itulah wahai pemuda islam. Dunia seni adalah dunia yang rentan penyusupan, dan para musisi zionisme sendiri telah melakukan agenda besar untuk menghancurkan generasi islam melalui seni dengan membuat perkumpulan perkumpulan musisi pro zionis, dan menyebarkan doktrin anti islam melalui musik-musik yang mereka buat dan sebarkan.

Perhatikanlah gambar musisi metal underground diatas yang memegang bendera israel ini...

Sedangkan gambar ini, ini adalah salah satu poster dari sebuah acara underground di eropa yang di adakan oleh komunitas musisi pro zionisme, mereka menamakan komunitas mereka ZION ROCK CLUB.

Dalam hal ini, sudah waktunya kita semua melihat bahwa Underground merupakan salah satu medan dakwah yang harus ditembus oleh para pemuda islam. Sebuah perang pemikiran berlangsung keras disana.

Sebuah agenda besar untuk merusak generasi islam sebelum mereka memang hendak menghancurkan peradaban islam secara total.

Harus ada strategi pendekatan yang dibangun secara rapi dan matang untuk masuk ke dunia underground ini. Karena sesungguhnya Zionisme telah menculik begitu banyak sanak saudara kita. Mereka telah mengambil bahkan membunuh pikiran saudara-saudara kita dan merubahnya menjadi pemikiran pemikiran yang menguntungkan agenda besar Zionisme yang tertuang di ke 24 PROTOKOL ZIONISME.

Sungguh kawan-kawan dibalik pertempuran kita melawan konspirasi barat yang tak henti-hentinya menyerang Islam melalui liberalisme, aliran sesat, demokrasi barat. Underground bukan tidak mungkin akan menjadi salah satu senjata zionis paling ampuh untuk menyerang islam kelak suatu ketika para pemuda islam yang tidak tahu apa-apa terlanjur tertipu dengan iming-iming kebebasan semu dari tatanan semu bernama Underground ini.

Bukan mungkin suatu saat Zionisme akan memperalat anak-anak muda di underground untuk di adu domba dengan gerakan islam, dan akhirnya menjebak umat islam dalam perpecahan berkepanjangan.


kita tidak boleh tinggal diam...

oleh : Muhammad Thufail Al Ghifari


Sebarkan informasi ini untuk pemuda muslim lainnya. Hal ini untuk mempersempit bahkan memberanguskan ruang gerak manusia-manusia anjing zionisme keparat.

PERLAWANANKU adalah REVOLUSIKU

AZA (ANTI ZIONIST ACTION)

adikurniawan

Sewun, IKT AK